
Berjihad merupakan kewajiban Allah kepada makhluk-Nya, khususnya bagi kaum muslimin. Berjihad berarti beribadah kepada Allah. Dalam Islam, kita dinyatakan telah berjihad bila kita berusaha untuk mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, baik untuk diri sendiri maupun demi kepentingan masyarakat. Karena itu, berjihad harus dilaksanakan tidak hanya terbatas pada pertempuran, peperangan, dan ekspedisi. Setiap hari, kita harus berjihad, baik dalam keadaan aman maupun kacau-balau. Bagi kita, berjihad tidak mengenal waktu, dan ini menjadi ciri-ciri seorang mukmin dan muslim.
Dalam Alquran, kita menemukan perintah berjihad sekitar 39 ayat. Misalnya dalam Q.S. 16: 110, 24:53, 25:52, atau 35:43. Nabi Muhammad dalam sirah perjuangannya telah mencontohkan jihad semacam ini sejak diangkat menjadi rasul selama di Mekah dan Madinah. Dan, dalam beberapa ayat, kata jihad selalu bergandengan dengan kata fi sabilillah. Kata ini dimaksudkan agar kita selalu berniat untuk Allah dan berharap ridha-Nya dalam berjihad.
Beberapa ulama menyimpulkan bahwa kita berjihad disebabkan karena kita hendak mempertahankan diri, kehormatan, harta, negara dari serangan musuh, kita hendak memberantas kezaliman, menghilangkan fitnah yang ditimpa umat Islam, membantu orang-orang mustad’afin, dan kita berusaha mewujudkan keadilan dan kebenaran. Dengan kata lain, kita berjihad, karena kita ingin menegakkan dan melaksanakan syariah Islam sehingga tercipta suasana damai dan tenteram.
Untuk itu, kita tidak dibenarkan menyerang musuh-musuh Islam, bila keadaan damai dan tenteram telah kita capai. ”Kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada suatu kaum, yang antara lain kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang-orang yang datang kepada kamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya….” (4:90). Walau demikian, kita tetap berjihad agar Allah meridhai apa yang kita lakukan.
Namun, kalau semangat berjihad telah memudar di hati kita, maka kita tidak akan bergairah beribadah, tak acuh melaksanakan perintah Allah, dan putus asa, pesimis, apatis, malas bekerja. Karena itu, sebelum api berjihad padam, seharusnya kita tetap ingat bahwa berjihad itu adalah salah satu upaya kita meraih masa depan yang baik. (Idris Thaha)